Monday, November 26, 2018

PENYAKIT PARASIT (PARASITIC DISEASE) BAGIAN 2


4. Trichodiniasis atau Penyakit Gatal
 Penyebab : Trichodina spp., Trichodinella spp., dan Tripartiella spp.

 Bio-Ekologi Patogen :
 Protozoa dari golongan
ciliata, berbentuk bundar, simetris dan terdapat di ekosistem air tawar, payau dan laut. Trichodina spp. berukuran 45-78 μm,  Trichodinella (24-37 μm) dan Tripartiella (lebih dari 40 μm)
  Memiliki  cincin  dentikel  berupa  cakram  yang  berfungsi sebagai alat penempel
 Inang parasit adalah semua benih ikan air tawar, payau dan laut. Menginfeksi organ kulit, sirip dan insang ikan yang baru menetas hingga umur 1 bulan
 Kelompok parasit ini umumnya lebih bersifat komensalis dari pada parasitik sejati, karena hanya memakan sel-sel kulit ikan yang mati/hancur.
 Kematian ikan yang diakibatkannya bisa mencapai 50% dari total populasi, terutama akibat infeksi sekunder oleh bakteri dan/atau cendawan.
 Gejala Klinis : 
 Warna tubuh pucat, nafsu makan menurun, kurus, gelisah dan lamban
 Menggosok-gosokkan  badan   pada   benda   di   sekitarnya(gatal)


  Frekwensi  pernapasan  meningkat  dan  sering  meloncat- loncat
 Mengakibatkan iritasi dan luka pada kulit ikan karena struktur alat penempel yang keras (chitin),
Iritasi sel epitel kulit, produksi lendir berlebih sehingga berwarna kecoklatan atau kebiruan
 Sirip rusak, menguncup atau rontok

 Diagnosa :
 Pengamatan secara visual terhadap tingkah laku dan gejala klinis yang timbul
Pengamatan secara mikroskopis untuk melihat morfologi parasit melalui pembuatan preparat ulas dari organ kulit/mukus, sirip dan/atau insang.
pengendalian :
 Mempertahankan kualitas air terutama stabilisasi suhu air 29o C
Mengurangi  kadar  bahan  organik  terlarut  dan/atau meningkatkan frekwensi pergantian air
 Ikan yang terserang trichodiniasis dengan tingkat prevalensi dan intensitas yang rendah, pengobatan dapat dilakukan dengan perendaman beberapa jenis desinfektan, antara lain:
9 Larutan  garam  dapur  (untuk  ikan  air  tawar)  pada konsentrasi 500-10.000 ppm (tergantung jenis dan umur ikan) selama 24 jam
9 Air tawar (untuk ikan air laut) selama 60 menit, dilakukan pengulangan setiap hari
9 Larutan Kalium Permanganate (PK) pada dosis 4 ppm
selama 12 jam
9 Larutan  formalin  pada  dosis  200  ppm  selama  30-60 menit dengan aerasi yang kuat, atau pada dosis 25-50 ppm selama 24 jam atau lebih
9 Larutan  Acriflavin  pada  dosis  10-15  ppm  selama  15 menit
9 Glacial acetic acid 0,5 ml/L selama 30 detik setiap 2 hari selama 3 4 kali
9 Copper sulphate 0,0001 mg/L selama 24 jam atau lebih, diulang setiap 2 hari sekali
9 Hidrogen  peroxide  (3%)  17,5  ml/L  selama  10  menit, diulang setiap 2 hari

5. Penyakit Dekil (Fouling Disease)
 Penyebab : Zoothamnium spp., Epistylis spp., Vorticella spp.,
Acineta spp.

 Bio Ekologi Patogen :
  Umumnya disebabkan oleh mikroorganisme dari kelompok Protozoa, meskipun sering pula berasosiasi dengan algae seperti Nitzschia spp., Amphiprora spp., Navicula spp., Enteromorpha spp., dll.
Kompleks    infeksi    mikroorganisme    tersebut    akan mengganggu pergerakan udang terutama larva, kesulitan makan, berenang, serta proses molting karena organ insang dan/atau seluruh tubuh dipenuhi organisme penempel.
Faktor pemicu terjadinya ledakan penyakit antara lain, kepadatan  tinggi,  malnutrisi,  kadar  bahan  organik  yang tinggi, dan fluktuasi parameter kualitas air terutama suhu
 Gejala Klinis :
Berenang ke permukaan air dan tubuhnya berwarna buram/kotor
 Insang yang terinfeksi berwarna kemerahan atau kecoklatan
  Lemah,  kesulitan  bernafas  dan  nafsu  makan  menurun, akhirnya mati
  Proses   ganti   kulit   (moulting)   terhambat,   dan   timbul peradangan pada kulit
Diagnosa :
 Pengamatan secara visual terhadap tingkah laku dan gejala klinis yang timbul
Pengamatan secara mikroskopis untuk melihat morfologi organisme penempel melalui pembuatan preparat ulas dari organ kulit/mukus, sirip dan/atau insang.
Pengendalian:
 Desinfeksi wadah/petak pemeliharaan dan sumber air yang bebas mikroorganisme penempel)

Memperbaiki kualitas air secara keseluruhan, terutama mengurangi               kadar    bahan    organik    terlarut    dan/atau meningkatkan frekuensi penggantian air baru
 Pemberian unsur immunostimulan (misalnya penambahan vitamin C pada pakan) secara rutin selama pemeliharaan
 Merangsang   proses   ganti   kulit   melalui   memanipulasi parameter kualitas air yang yang merupakan faktor determinan
Udang yang terserang fouling disease” dengan tingkat prevalensi dan intensitas yang rendah, pengobatan dapat dilakukan dengan beberapa jenis desinfektan, antara lain:
9     Perendaman dalam larutan formalin pada dosis 25-50 ppm selama 24 jam atau lebih
 6. Microsporidiasis (Cotton Shrimp Disease)
 Penyebab : Microsporidia dari genera Thelohania, Nosema dan
Peistophora

 Bio Ekologi Patogen :
 Disebut sebagai penyakit udang kapas dan/atau udang susu.
 Memiliki lebih dari 8 spora dalam tiap kapsul
 Hampir semua jenis udang penaeid dilaporkan paling sedikit rentan terhadap infeksi salah satu jenis dari parasit golongan microsporidia, meskipun ada indikasi lokal spesifik

 Patogenisitas rendah, tingkat prevalensi dalam satu populasi umumnya tidak lebih dari 5% dan mortalitas yang diakibatkannya juga relatif rendah
 Gejala klinis :
 Bagian tubuh udang yang terinfeksi berwarna putih susu dan lebih lunak
 Spora yang berwarna putih menyebar di bagian daging/otot
(internal parasite)
 Udang lemah, mudah stress, nafsu makan menurun, lamban sehingga mudah dimangsa predator, serta mudah mati setelah penanganan (handling)
 Diagnosa :
 Pengamatan secara visual terhadap tingkah laku dan gejala klinis yang cukup jelas
Pengamatan secara mikroskopis untuk melihat morfologi microsporidia melalui pembuatan preparat ulas dari organ target infeksi. Pengamatan yang lebih jelas terhadap karakteristik spora diperlukan pewarnaan yang spesifik.

Pengendalian :
 Desinfeksi, pengeringan dasar tambak dan sumber air yang bebas dari microsporidia
Udang  yang  terinfeksi  segera  dimusnahkan,  untuk mengurangi potensi penularan secara horizontal
 Untuk  memotong  siklus  hidup  parasit,  hindari  pemberian pakan berupa ikan rucah yang terinfeksi microsporidia
 Tidak   ada   bahan   kimia   yang   efektif   untuk   mencegah dan/atau mengobati penyakit microsporidiasis.