Monday, November 12, 2018

PENYAKIT PARASIT (PARASITIC DISEASE) BAGIAN 1


1. Bintik putih (white spot) atau Ich atau ichthyophthiriasis

Penyebab : Ichthyophthirius multifiliis atau “Ich”

 Bio Ekologi Patogen :
      Protozoa berbentuk bulat/oval berdiameter 50–1000 μm, diselaputi silia, inti sel berbentuk seperti tapal kuda
      Bersifat obligat parasitic, sdan pada angat ganas, infeksi berat   dapat   mematikan   hingga   100%   dalam   tempo beberapa hari.
    Menginfeksi  semua  jenis  ikan  air  tawar  terutama  benih
(ikan tidak bersisik lebih sensitif)

 Gejala klinis :
 Nafsu makan menurun, gelisah
 Menggosok-gosokkan badan pada benda di sekitarnya
 Frekwensi     pernapasan     meningkat     (megap-megap), mendekat ke air masuk
 Bintik-bintik putih di sirip, kulit atau insang

 Diagnosa :
    Pengamatan secara  visual  terhadap adanya bintik  putih
(parasit) pada kulit, sirip dan insang ikan

      Pengamatan secara mikroskopis untuk melihat morfologi parasit melalui pembuatan preparat ulas dari organ kulit/mukus, sirip dan/atau insang.
Pengendalian :
 Mempertahankan suhu air 29o C selama 2 minggu atau lebih
 Meningkatkan frekwensi pergantian air
 Pemindahan ikan pada air yang bebas Ich secara berkala yang disesuaikan dengan siklus hidupnya
 Ikan yang terinfeksi Ich dengan tingkat prevalensi dan intensitas yang rendah, pengobatan dapat dilakukan dengan perendaman menggunakan beberapa jenis desinfektan, antara lain: 
  •  Perendaman   dalam   larutan   garam   dapur   pada konsentrasi 500-10.000 ppm (tergantung jenis dan umur ikan) selama 24 jam, dilakukan pengulangan setiap 2 hari 
  •  Perendaman  dalam  larutan  Kalium  Permanganate 
  • (PK)  pada  dosis  4  ppm  selama  12  jam,  dilakukan pengulangan setiap 2 hari 
  •  Perendaman dalam larutan Acriflavin pada dosis 10-15  ppm  selama  15  menit,  dilakukan  pengulangan setiap 2 hari
2. Cryptocaryasis (Marine White Spot) Penyebab : Cryptocaryon irritans
Bio Ekologi phatogen :
 Berbentuk bulat atau oval berukuran antara 0.3-0.5 mm, dan memunyai silia.
  Bersifat  obligat  parasitik  (memiliki  karakter  biologi  yang hampir sama dengan parasit Ich”)
 Sangat ganas, pada infeksi berat dapat mematikan hingga
100% dalam tempo beberapa hari
Menginfeksi jenis ikan budidaya air laut (kerapu, kakap, baronang, dll.) terutama ukuran benih, meskipun ukuran dewasa juga rentan apabila kekebalan tubuhnya merosot

Gejala Klinis :
  Nafsu makan menurun, kurus, warna tubuh gelap, gelisah, lesu dan lemas
 Menggosok-gosokkan badan pada benda di sekitarnya
Frekwensi    pernapasan    meningkat    (megap-megap), mendekat ke air masuk
 Bintik-bintik putih atau kecoklatan di sirip, kulit atau insang, produksi mukus berlebih, dan sirip menguncup
 Pada infeksi berat, bintik-bintik putih atau nampak seperti salju yang disertai pendarahan, dan mata buram hingga menyebabkan kebutaan
Infeksi sekunder oleh bakteri akan memperparah kondisi kesehatan hingga mempercepat proses kematian. 
Diagnosa :
 Pengamatan  secara  visual  terhadap  adanya  bintik  putih (parasit) pada kulit, sirip dan insang ikan
Pengamatan secara mikroskopis untuk melihat morfologi parasit melalui pembuatan preparat ulas dari organ kulit/mukus, sirip dan/atau insang.
Pengendalian :
 Mempertahankan suhu agar selalu > 29o C
 Pemindahan populasi ikan yang terinfeksi parasit ke air yang bebas parasit sebanyak 2-3 kali dengan interval 2-3 hari.
 Pengobatan    dan/atau    pemberantasan    parasit    dapat dilakukan melalui perendaman dengan menggunakan: 
Air bersalinitas rendah (0-8 promil) selama beberapa jam (tergantung spesies dan ukuran), dipindahkan ke air yang bebas parasit dan diulang setiap 2-3 hari
  • Larutan  hydrogen  peroxide  (H2O2)  pada  dosis  150 ppm selama 30 menit, dipindahkan ke air yang bebas parasit dan diulang setiap 2 hari
  • Larutan  kupri  sulfat  (CuSO4)  pada  dosis  0,5  ppm selama  5-7  hari  dengan  aerasi  yang  kuat,  dan  air harus diganti setiap hari.
  • Larutan  formalin  25-50   ppm   selama  12-24   jam, dilakukan pengulangan setiap 2 hari


 3. Oodiniasis
 Penyebab : Piscinoodinium sp. (Synonim: Oodinium sp.)
  Bio Ekologi phatogen :
    Merupakan ekto-parasit berbentuk bulat
      Fase   parasitik   berbentuk  seperti   buah   pir,   diselaputi membran dan apendik menyerupai rizoid sebagai alat penempel pada ikan. Lamanya fase ini tergantung pada suhu air, pada suhu 25 oC selama ± 6 hari akan mencapai dewasa.
      Infeksi yang berat dapat mematikan hingga 100% dalam tempo beberapa hari.
      Organ yang menjadi target infeksi meliputi kulit, sirip dan insang.
      Setelah   dewasa,   parasit   melepaskan  diri   dari   inang, berubah menjadi tomont dan membelah diri menjadi gymnospore. Gymnospore adalah stadia infektif yang berenang seperti spiral untuk mencari inang, apabila dalam tempo 15–24 jam tidak menemukan inang, stadia tersebut akan mati.
 Gejala Klinis :
      Ikan terlihat gelisah, tutup insang mengembang, sirip-sirip terlipat, dan cepat kurus. Populasi parasit di kulit mengakibatkan warna keemasan, berkarat atau putih kecoklatan (dekil) sehingga sering disebut velvet disease.
      Ikan sering melakukan gerakan mendadak, cepat dan tak seimbang flashing” dan akan terlihat jelas pada saat pagi atau sore hari.
      Menggosok-gosokkan tubuhnya di benda keras yang ada di sekitarnya, dan warna tubuh pucat.
 Diagnosa :
      Pengamatan secara visual terhadap adanya parasit pada kulit, sirip dan insang ikan
      Pengamatan secara mikroskopis untuk melihat morfologi parasit melalui pembuatan preparat ulas dari organ kulit/mukus, sirip dan/atau insang.

Pengendalian :
    Mempertahankan suhu agar selalu > 29o C
      Pemindahan populasi ikan  yang terinfeksi parasit ke  air yang bebas parasit sebanyak 2-3 kali dengan interval 2-3 hari.
      Pengobatan dan/atau pemberantasan parasit, antara lain dapat dilakukan melalui perendaman dengan:
9     Air garam (1-10 promil, tergantung spesies dan ukuran ikan) selama beberapa jam, dipindahkan ke air yang bebas parasit dan diulang setiap 2-3 hari.
9     Larutan  hydrogen  peroxide  (H2O2)  pada  dosis  150 ppm selama 30 menit, dipindahkan ke air yang bebas parasit dan diulang setiap 2 hari.
9     Larutan kupri sulfat (CuSO4) pada dosis 0,5-1,0 ppm selama  5-7  hari  dengan  aerasi  yang  kuat,  dan  air harus diganti setiap hari.
9  Larutan  formalin  25-50   ppm   selama  12-24   jam,
dilakukan pengulangan setiap 2 hari. Methylene blue pada dosis 2 - 6 ppm selama 3 5 hari.
9     Larutan Acriflavin pada dosis 0,6 ppm selama 24 jam, dan diulang setiap dua hari sekali.

No comments:

Post a Comment